Jumat, 07 Juni 2013

Teori Evolusi dalam Islam



1. Pendahuluan
            Dalam filsafat alam ini, penulis ingin lebih dalam mempelajari mengenai pembahasan seputar evolusi alam, karena dalam teori evolusi ini masih sangat menarik untuk dibahas sampai sekarang ini, apakah peristiwa evolusi benar-benar terjadi di dunia ini. Darwin dikatakan sebagai bapak evolusi dalam dunia ilmu pengetahuan, ia berpendapat bahwa nenek moyang manusia adalah kera. Akibat pendapatnya ini Darwin menerima banyak kritik dari beberapa orang yang tidak menerima teorinya tentang evolusi, karena teorinya yang mengatakan bahwa  manusia ini adalah evolusi dari seekor kera bertolak dengan ajaran-ajaran agama termasuk Islam, dalam agama sudah begitu jelas bahwa asal muasal dari manusia adalah Adam.
            Perlu untuk diketahui ternyata tidak hanya Darwin yang menyuarakan teori evolusi, bahkan dalam dunia Islam sendiri ada seorang tokoh yang tidak asing lagi di telinga para pemikir Islam, yakni Jalaluddin Rumi yang juga menyuarakan teori tersebut. Dari sini timbullah sebuah pertanyaan apakah ada kesamaan antara teori evolusi yang dikemukakan oleh Darwin dan Rumi. Dari pertanyaan ini, maka pembahasan mengenai teori evolusi ini menjadi lebih sistematis alurnya.
2. Teori Evolusi
            Evolusi[1] berarti perkembangan, dalam dunia filsafat dan pemahaman masyarakat pada umumnya evolusi diartikan sebagai perubahan dari suatu keadaan kepada keadaan yang lain dan menjadi lebih baik dari keadaan sebelumnya dengan cara perlahan-lahan[2]. Teori evolusi menurut Jean Lamarck, Evolusi organik terjadi karena perubahan-perubahan yang disebabkan oleh pengaruh lingkungannya dapat diturunkan.Organ yang mengalami perubahan karena terus menerus dipakai akan berkembang makin sempurna dan organ yang tidak diperlukan lagi lama kelamaan perkembangannya menurun dan akhirnya rudiment atau atrofi. Teori Lamarck disanggah Weismann. menurut Charles Darwin berpendapat bahwa, Spesies yang ada sekarang adalah keturunan dari spesies-spesies sebelumnya. Seleksi alam sangat menentukan berlangsungnya mekanisme evolusi.Seleksi alam merupakan gagasan murni dari Darwin. Sementara teori pertama di atas telah ada sejak jama Yunani kuno, hanya saja Darwin menjelaskannya secara lebih tajam dan detail.[3]
3. Teori Evolusi Rumi
[4]Menurut rumu yang menjadi motif Tuhanmenciptakan alam adalah cinta, alam dicipta atas dorongan cinta, dank arena itu, cinta Tuhanmeresap ke dalam seluruh bagian alam, bahkan seluruh partikel-pertikelnya. Dia juga berpedapat bahwa cinta (Isyq) telah menjadi daya fundamental alam yang kreatif, dan telah “menghidupkan” dan “mengatifkan” alam sehingga memiliki sifat-sifat kehidupan dan kecerdasan.
Pandagngan Rumi atas evolusi adalah hal yang beranjak dari tingkat yang rendah ke tingkat yang lebih tinggi. Menurutnya mula-mula manusia lahir pada tingkat benda, kemudian pada tingkat tumbuhan, hewan , dan akhirnya pada tingkat manusia, namun manusia pun tak mengingat dirinya pada tingkat-tingakat sebelumnya.[5]
Perbandingan antara Rumi dengan Darwin agaknya saling memberikan sumbanga terhadapt teori evolusi Rumi, ketka evolusi Rumi masih berupa intuitif-intuitif, berkat Observasi Darwin teori Rumi yang sebelumnya hanya berupa intuitif maka terbuktilah dan menjadi kuat teori evolusi itu[6]. 
4. Teori Evolusi Darwin
            Teori biologis yang dikemukakan oleh Darwin memadukan tiga konsep, yaitu spesies, adaptasi, dan evolusi itu sendiri,. Darwin menerangkan bahwa The Origin of Spesies adalah pemikiran yang berhasil menantang pandangan mendua mengenai asal-usul makhluk hidup, dan menggantikannya dengan prinsip penciptaa  tunggal yang dapat diektahui secara pasti, yaitu reproduksi. Ketika Darwin memasuki Cambridge pada tahun 1827 dengan maksud menjadi pendeta Anglikan, paley menyodorkan pendapat resmi dari gereja dan karya-karya itulah yang “nyaris dihafalkan diluar kepala” oleh Darwin.
Tidak diragukan lagi bahwa pendalaman teologi Cambridge tersebut bermanfaat bagi Darwin. Adaptasi tumbuhan dan hewan pada kondisi hidupnya merupakan fenomena nyata yang diterangkan oleh teori evolusi biologis. Kemudian yang menjadi gagasan pokok dalam eori evolusi adlah bahwa tatanan dunia selalu mengalir. Dari gagasan ini muncul banyak asumsi yang menyatakan bahwa perubahan tatanan materi adlah teratur dan diatur oleh hokum-hukum tertentu. Hokum-hukum ini menerangkan bahwa huungan yang berubah-ubah di antara benda-benda pada selang waktu yang diketahui berlaku dengan kekuatan yang sma untuk rentang waktu yang tidak dialami seecara langsung. Dengan diketahuinya penyebab perubahan, pada prinsipnnya sudah memungkinkan untuk menerangkan bagaimana dulu dunia berubah menjadi sebagaiman adaya sekarang ini. Inilah prinsip keseragaman, yang diperkenalkan secara bertahap sebagau suatu prinsi dogmatis dalam geologi selama abad ke 18, dan inilah dasar-dasar semua teori evolusi ilmiah, baik evolusi kerak bumi, evolusi makhluk hidup, maupun evolusi alam semesta.[7]


Daftar Pustaka
Hamzah Ya’qub, Filsafat Agama; Titik Temu Akal dan Wahyu. Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1992

Howard , Jonathan (ed), Darwin; Pencetus teori evolusi, penerjemah, Hadyana Pudjaatmaka. Jakarta: Pustaka Utama Grafiti, 1991

Mulyadi Kartanegara, Mengislamkan Nalar; Sebuah respons Terhadap Modernitas. Jakarta:Erlangga, 2007

________________, Pengertian & Arti Definisi Evolusi, diakses dari http://evolusidieta.blogspot.com/2011/05/pengertian-arti-definisi-evolusi-serta.html, pada tanggal 18 Juni 2012




[1] Dalam KBBI, dijelaskan evo·lu·si /évolusi/ n perubahan (pertumbuhan, perkembangan) secara berangsur-angsur dan perlahan-lahan (sedikit demi sedikit);
[2] Hamzah Ya’qub, Filsafat Agama; Titik Temu Akal dan Wahyu, (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1992), h. 75
[3] ________________, Pengertian & Arti Definisi Evolusi, diakses dari http://evolusidieta.blogspot.com/2011/05/pengertian-arti-definisi-evolusi-serta.html, pada tanggal 18 Juni 2012
[4] Mulyadi Kartanegara, Mengislamkan Nalar; Sebuah Respons Terhadap Modernitas (Jakarta:Erlangga, 2007), h. 139
[5] Mulyadi Kartanegara, Mengislamkan Nalar, h. 142-143
[6] Mulyadi Kartanegara, Mengislamkan Nalar, h. 146
[7] Jonathan Howard (ed), Darwin; Pencetus teori evolusi, penerjemah, Hadyana Pudjaatmaka (Jakarta: Pustaka Utama Grafiti, 1991), h. 15-24

0 komentar:

Posting Komentar