Kamis, 29 September 2011

Percaya kepada Malaikat

A. Pendahuluan
            Keberadaan Malaikat, Jin, Iblis dan Setan memang tidak tampak oleh panca indra, tapi ada sebagian dari kita diberi panca indra yang lebih oleh Allah untuk melihat mereka, seperti para Nabi dan sahabat atau mungkin sekarang ini ada sebagian dari kita bisa melihat mereka. Quraish syihab mengatakan “Jauh sebelum manusia mengenal agama-agama besar, bahkan sejak awal sejarah kemanusiaan, kepercayaan tentang makhluk halus itu telah ada.”[1]
            Patut disayangkan ada diantara kita tidak mempercayai akan adanya mereka padahal mempercayai akan adanya Malaiakat merupakan bagian Rukun Iman. Tentu ini menjadi pertanyaan apakah benar meraka itu ada ? Dan apa alasan mereka yang tidak percaya akan adanya mereka ?.
B. Percaya Akan Keberadaan Malaikat
            Allah telah menciptakan manusia dengan sebaik-baik bentuk. Manusia yang berasal dari tanah dan memiliki wujud yang indah. Disamping Allah menciptakan manusia, Allah juga menciptakan makhluk yang lain, baik itu nampak oleh panca indra maupun tidak. Yang termasuk salah satu kategori iman yang disampikan oleh Nabi Muhammad Saw. adalah beriman kepada yang ghaib.[2] Yang dimaksud hal ghaib disini adalah Malaikat, Jin, Setan, dan sebagainya.
Percaya pada Malaikat merupakan salah satu dari pokok ajaran Islam, kepercayaan ini dinilai oleh ulama sebagai salah satu rukun iman. Bukan saja tidak sempurna iman seseorang, melainkan juga tidak sah iman seorang muslim apabila ia tidak percaya adanya malaikat dengan sifat-sifat yang dijelaskan oleh agama.[3] Al-Qur’an juga berulang-ulang menegaskan kemutlakan kepercayaan ini sebagai contoh firman Allah : “Rasul telah beriman kepada al-Qur’an yang diturunkan kepadanya dari Tuhanya, demikian pula orang-orang yang beriman. Semuanya beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, dan para Rasul-Nya.” (QS. al-Baqarah :285)
Al-Baihaqi mengatakan di dalam Syu’abul Iman (cabang-cabang keimanan), “Beriman kepada malaikat mengandung beberapa makna. Pertama, membenarkan keberadaannya, kedua, menempatkan posisinya, yaknni menetapkan bahwa mereka adlah hamba-hamba allah dan termasuk makhluk-makhluk-Nya seperti halnya manusia dan jin. Ketiga, mengakui bahwa diantara mereka ada yang merupakan utusan Allah yang diutus-Nya kepada manusia yang dikehendaki-Nya , dan terkandung diutus pula kepada sesama mereka sendiri.[4]
C. Perwujudan Malaikat
Kata malak terambil dari khat arab yakni la’aka yang berarti menyampaikan sesuatu. Malak/malaikat adalah makhluk yang menyampaikan sesuatu dari Allah Swt. Kalau dari segi kebahasan memberikan pengertian seperti itu. Banyak ulama berpendapat bahwa malaikat adalah makhluk halus yang diciptakan oleh Allah dari cahaya yang dapat berbentuk dalam aneka bentuk, taat mematuhi perintah Allah, dan sedikit pun tidak pernah membangkang.[5]
Rasulullah saw. bersabda, “Malaiakat diciptakan dari cahaya, jin diciptakan dari nyala api, dan Adam diciptakan dari apa yang disifati kepada kalian.” (Diriwayatkan oleh Muslim dari ‘Aisyah)
Terciptanya malaikat dari cahaya masih belum jelas, karena didalam al-Qur’an pun tak ada penjelasan kalau malaikat itu terwujud dari cahaya beda dengan jin dan setan yang jelas di dalam al-Qur’an terwujud dari bara api yang menyala. Muhammad Abduh, ketika menafsirkan al-Qur’an yakni surah al-Infithar ayat 10-11, menegaskan: “Malaikat adalah makhluk-makhluk ghaib yang tidak dapat diketahui hakikatnya, tetapi harus dipercayai wujudnya”.[6]
Malaikat tidak terbagi atas golongan wanita atau laki-laki, mereka juga tidak mempunya nafsu seperti yang dimiliki oleh manusia dan jin, tidak mempunya nafsu makan, minum atau apalagi nafsu sex karena dalam kehidupan mereka tidak ada masalah sex. Antara malaikat, manusia dan jin memliki kesamaan yakni sama-sama terdiri atas ruh dan jasad. Perbedaan antara ketiga terdapat di jasad masing-masing dimana manusia terwujud dari tanah, jin dari api dan malaikat dari cahaya, dan satu lagi yang perbedaan yang dimiliki malaikat yakni tidak memliki nafsu.
Wujud para malaikat telah dijabarkan didalam Al-Qur'an ada yang memiliki sayap sebanyak 2, 3 dan 4. surah Faathir 35:1 yang berbunyi:
Segala puji bagi Allah Pencipta langit dan bumi, Yang menjadikan malaikat sebagai utusan-utusan (untuk mengurus berbagai macam urusan) yang mempunyai sayap, masing-masing (ada yang) dua, tiga dan empat. Allah menambahkan pada ciptaan-Nya apa yang dikehendaki-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu. (QS. al-Faathir :1)\”
Kemudian dalam beberapa hadits dikatakan bahwa Jibril memiliki 600 sayap, Israfil memiliki 1200 sayap, dimana satu sayapnya menyamai 600 sayap Jibril dan yang terakhir dikatakan bahwa Hamalat al-'Arsy memiliki 2400 sayap dimana satu sayapnya menyamai 1200 sayap Israfil.
Wujud malaikat mustahil dapat dilihat dengan mata telanjang, karena mata manusia tercipta dari unsur dasar tanah liat kering dari lumpur hitam yang diberi bentuk tidak akan mampu melihat wujud dari malaikat yang asalnya terdiri dari cahaya, hanya Nabi Muhammad SAW yang mampu melihat wujud asli malaikat bahkan sampai dua kali. Yaitu wujud asli malaikat Jibril .
Mereka tidak bertambah tua ataupun bertambah muda, keadaan mereka sekarang sama persis ketika mereka diciptakan. Dalam ajaran Islam, ibadah manusia dan jin lebih disukai oleh Allah dibandingkan ibadah para malaikat, karena manusia dan jin bisa menentukan pilihannya sendiri berbeda dengan malaikat yang tidak memiliki pilihan lain. Malaikat mengemban tugas-tugas tertentu dalam mengelola alam semesta. Mereka dapat melintasi alam semesta secepat kilat atau bahkan lebih cepat lagi. Mereka tidak berjenis lelaki atau perempuan dan tidak berkeluarga.[7]
Pola fikir malaikat sangat bersih dan murni, sangat tajam dalam membedakan mana yang harama, mana yang makruh, mana yang mubah, mana yang sunnat dan amna yang halal. Perbedaan yang hanya sebiji zarah tampak oleh mereka, kalau tidak demikian bagaimana para malaikat itu dapat melaksanakan tugasnya mengawasi dan mencatat tingkah laku manusia.[8]
D. Jumlah Malaikat
            Malaikat Ilahi sungguh banyak, Allah menciptakannya dari cahaya dan meniupkan kedalamnya , lalu dia berfirman, “Jadilah setiap seribu dari kalian dua ribu!”, sesungguhnya dari malaikat itu ada yang berbentuk yang lebih kecil dari lalat, dan tidak ada sesuatu pun yang melebihi jumlah malaikat.(diriwayatkan oleh Al-Bazzar, Abu Asy-Syaikh, dan Ibn Mundah dalam kitab Ar-Radd ‘Ala Al-Jahmiyyah, dari Ibn Amru),[9] dan hadis sahih  yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim, “Neraka jahanam pada hari kiamat memiliki tujuh puluh ribu kendali, setiap kendali ditarik oleh tujuh puluh ribu malaikat” (HR.Muslim)
Sedangkan imam bukhari meriwayatkan, ketika nabi muhammad bertanya kepada malaikat jibril tentang Bait al-Ma’mur, malaikat agung itu menjelaskan bahwa:
هَذَااْلبَيْتُ اْلمَعْمُوْرُ يُصَلِّى فِيْهِ كُلَّ يَوْمٍ  سَبْعُوْنَ اَلْفَ مَلَكٍ لاَيَعُوْدُوْنَ ِالَيْهِ آخِرِِمَا عَلَيْهِمْ. روه البخارى
“ini adalah al-bait al-ma’mur. Setiap hari, tujuh puluh ribu malaikat shalat disana dan yang telah shalat tidak lagi kembali” (HR. Imam Bukhari).
            Dalam dua hadis diatas dijelaskan bahwa jumlah malaikat menyapai ribuan, kata tujuh diatas janganlah dipahami sebagai angka dibawah delapan dan diatas enam karena tujuh dapat berarti banyak tidak terhitung, paling tidak hadis diats dapat menggambarkan banyaknya jumlah malaikat, yang tidak dapat dihitung kecuali Allah Swt. [10]
E. Macam-Macam Malaikat dan Tugasnya
            Dalam al-Qur’an, Allah Swt. Mengisyaratkan macam-macam malaikat, aneka kedudukannya, serta fungsi-fungsinya. Dalam surat al-Mursalat ayat 1-7. Disana allah bersumpah : “Demi malaikat-malaikat yang diutus untuk membawa kebaikan, dan malaikat-malaikat yang terbang dengan kencangnya, dan malaikat-malaikat-malaikat yang menyebarkan rahmat (Tuhan) dengan seluas-luasnya, serta malaikat-malaikat yang membedakan antara yang haq dan batil dengan sejelas-sjelasnya, dan malaikat-malaikat yang menyampaikan wahyu dalam rangka menolak dalil atau memberi peringatan.” Demikian enam ayat yang berturut-turut menjelaskan lima kelompok malaikat dengan fungsi dan tugas yang berbeda-beda.
            Di antara para malaikat yang wajib setiap orang Islam ketahui sebagai salah satu Rukun Iman, berdasarkan Al Qur'an dan hadits. Nama (panggilan) berserta tugas-tugas mereka adalah sebagai berikut:
Jibril - Pemimpin para malaikat, bertugas menyampaikan wahyu dan mengajarkannya kepada para nabi dan rasul. Mikail - Membagi rezeki kepada seluruh makhluk. Israfil - Meniup sangkakala (terompet) pada hari kiamat. Munkar dan Nakir - Memeriksa amal manusia di alam barzakh. Raqib dan 'Atid - MEncatat amal manusia di dunia.[rujukan?] Izrail - Mencabut nyawa seluruh makhluk. Ridwan - Menjaga pintu syurga. Malik - Pemimpin Malaikat Zabaniah dan penjaga neraka. Zabaniah - 19 malaikat penyiksa dalam neraka yang bengis dan kasar.[2] Hamalat al 'Arsy - Empat malaikat pembawa 'Arsy Allah, pada hari kiamat jumlahnya akan ditambah empat menjadi delapan.[3] Harut dan Marut - Dua Malaikat yang turun di negeri Babil. Darda'il - Malaikat yang mencari orang yang berdo'a, bertaubat, minta ampun dan lainnya pada bulan Ramadhan. Hafazhah (Para Penjaga):  Kiraman Katibin - Para malaikat pencatat yang mulia, ditugaskan mencatat amal manusia. Mu’aqqibat - Para malaikat yang selalu memelihara/ menjaga manusia dari kematian sampai waktu yang telah ditetapkan yang datang silih berganti. Arham - Malaikat yang diperintahkan untuk menetapkan rejeki, keberuntungan, ajal dan lainnya pada 4 bulan kehamilan. Jundallah - Para malaikat perang yang bertugas membantu nabi dalam peperangan. Ad-Dam'u - Malaikat yang selalu menangis jika melihat kesalahan manusia. An-Nuqmah - Malaikat yang selalu berurusan dengan unsur api dan duduk disinggasana berupa nayala api, ia memiliki wajah kuning tembaga. Ahlul Adli - Malaikat besar yang melebihi besarnya bumi beserTa isinya dikatakan ia memiliki 70 ribu kepala. Ar-Ra'd - Malaikat pengatur awan dan hujan. Malaikat Berbadan Api dan Salju - Malaikat yang setengah badannya berupa api dan salju berukuran besar serta dikelilingi oleh sepasukan malaikat yang tidak pernah berhenti berzikir. Penjaga Matahari - Sembilan Malaikat yang menghujani matahari dengan salju. Malaikat Rahmat - Penyebar keberkahan, rahmat, permohonan ampun dan pembawa roh orang-orang shaleh, ia datang bersama dengan Malaikat Maut dan Malaikat `Adzab. Malaikat `Adzab - Pembawa roh orang-orang kafir, zalim, munafik, ia datang bersama dengan Malaikat Maut dan Malaikat Rahmat. Pembeda Haq dan Bathil - Para malaikat yang ditugaskan untuk membedakan antara yang benar dan salah kepada manusia dan jin. Penentram Hati - Para malaikat yang mendoakan seorang mukmin untuk meneguhkan pendirian sang mukmin tersebut. Penjaga 7 Pintu Langit - 7 malaikat yang menjaga 7 pintu langit. Mereka diciptakan oleh Allah sebelum Dia menciptakan langit dan bumi. Pemberi Salam Ahli Surga - Para malaikat yang memberikan salam kepada para penghuni surga. Pemohon Ampunan Orang Beriman - Para malaikat yang terdapat disekeliling 'Arsy yang memohonkan ampunan bagi kaum yang beriman. Pemohon Ampunan Manusia di Bumi - Para malaikat yang bertasbih memuji Allah dan memohonkan ampun bagi orang-orang yang ada di bumi.[11]
F. Penutup
Dari pembahasan diatas, kita dapat mengambil kesimpulan bahwasannya manusia, malaikat, jin setan, dan iblis mempunyai kesamaan yakni sama-sama terdiri dari ruh dan jasad, perbedaanya hanya terletak dari asal mula jasad masing-masing. Dan malaikat juga merupakan makhluk Allah Swt. Jumlah malaikat itu tidak hanya satu ada banyak bahkan puluhan ribu malaikat dijagad raya ini yang tak terhitung jumlahnya dan mempunyai tugas yang berbeda-beda. Intinya  malaikat itu benar-benar ada dan kita selaku umat yang beragama islam dimana  mengimani malaikata adalah bagian dari rukun iman.
Daftar Pustaka
Al-Asyqar, Umar Sulaiman. Alam Jin dan Setan, Terjemahan JA’far Shidiq Maulana, Jakarta: A.H Press. 2003
As-Suyuthi, Imam Jalaludin. Menjelajahi Alam  Malaikat.  Jakarta: Pustaka Hidayah. 2003
Azzaino, H.S Zuardin. Peperangan Ghaibiah ILahiyah. Jakarta:  Pustaka al-Hidayah. 1990
Shihab, M. Quraish. Jin, Iblis, Setan dan Malaikat Yang Tersembunyi. Jakarta: Lentera Hati, cet. II, 2002
  Wales,, jimmy,malaikat. Diakses pada tanggal 29 Desember 2010 dari http //Malaikat - Wikipedia bahasa Indonesia







1. M. Qurais Shihab. Jin, Iblis, setan dan Malaikat yang Tersembunyi. ( Jakarta: Lentera hati. 2002). h. 15
       2. Umar Sulaiman Al Asyqar. Alam Jin dan Setan. ( Jakarta: A.H Ba’adillah Press.2003 ). h. 13
3. M. Qurais Shihab. op.cit. h. 318
       4. Imam Jalaludin As-Suyuthi. Menjelajahi Alam  Malaikat. ( Jakarta: Pustaka Hidayah. 2003). h. 21-20
       5. M. Qurais Shihab. op.cit. h. 318
       6.  ibid. h. 321
        7.http //Malaikat - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas.htm, tgl. 29 Desember 2010, pukul. 09.30 Wib.
      8. HS. Zuardin Azzaino. Peperangan Ghaibiah Ilahiah (Manusia, Jin, dan Malaikat). (Jakarta: Pustaka Al-Hidayah. 1990). h. 57
      9. Imam  Jalaludin as-suyuthi. op.cit. h. 21
      10. M. Qurais Shihab. op.cit. h. 327
11.http //Malaikat - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas.htm, tgl. 29 Desember 2010, pukul. 09.30 Wib

belajar

A. Pendahuluan
            Konsepsi-konsepsi tentang kehidupan dan dunia yang kita sebut dengan  “filosofis” dihasilkan oleh dua faktor: pertama,konsepsi-konsepsi relegius dan etis warisan. Kedua, semacam penelitian yang bisa disebut dengan “Ilmiah” dalam pengertian yang luas. Dari kedua faktor ini mempengaruhi sistem-sistem yang dibuat oleh para filosof secara perseorangan dalam proporsi yang berbeda-beda, tetapi kedua faktor inilah yang sampai batas-batas tertentu, mencirikan filsafat.[1]
            Pythagoras mengatakan bahwa filsafat bukan semata-mata membicarakan kontemplasi (pemikiran) terhadap kosmos (alam semesta), melainkan jalan keselamatan hidup. Tujuan hidup bagi pythagoras adalah membebaskan jiwa dari keterbelengguan badani menuju keselamatan (bersatu kembali dengan jiwa alam semesta). Semakin kita memikirkan orang lain kita akan semakin mendekati kesejatian individu/ subjek menurut Pythagoras adalah maya. [2]

B. Pythagoras dan aliran-aliranya

Pythagoras seorang ahli pikir dari Yunani tepatnya di kepulauan Samos atau disebut dengan sang maha guru Filsafat angka. Untuk mempelajari alam pikiran orang Miletos kepulauan Samos (Pythagoras) seolah-olah kita harus meninggalkan yang namanya dunia kebendaan (Material World) ke dunia khayal dan cipta (The World Mind).[3]
Saat mendengar nama Pythagoras pasti sering dikaitan dengan teori segitiga Pytagoras atau teorema Pythagoras. Karena dalil yang ditemukan oleh Pythagoras sehingga nama Pythagoras sangat familiar bagi pendengar. Padahal teori yang ia temukan itu hanya dari salah satu dari teori-teori yang disusun Pythagoras beserta pengikutnya.  
            Pythagoras lahir pada tahun 580 SM di pulau Samos. Berayah seorang pedagang dari kota  Tirus, Phoenicia, sekarang bernama kota Sur, masuk wilayah Libanon, yang bernama Mnesarchus dan ibu asli Samos yang bernama Pythais. Kelahiran pythagoras yang kelak ia akan menjadi orang yang tersohor sepanjang zaman jauh hari telah di nujumkan oleh seorang pendeta Yunani di kuil Apollo, kota Delhi, ternyata menjadi sebuah kenyataan yang tidak dipungkiri kebenarannya.
Oleh ayahnya Pythagoras diserahkan kepada Creophilus untuk diberikan pendidikan secara khusus. Guru Creophilus mengakui bahwa Pythagoras mempunyai pesona dari sorga dan memiliki kecerdasan yang luar biasa. Sebagaiman putra-putri Yunani terdidik, Pythagoras pun mempelajari karya-karya sastra, puisi, dan bermain musik. Setelah lulus pendidikan dari Creophilus, ia melanjutkan studynya kepada Pherekydes, dari guru keduanya ini Pythagoras mendapatkan banyak bekal mengenai filsafat, mistik, dan mitologi. Dari Pherekydes pula ia mendapatkan pelajaran tentang hubungan jiwa dan tubuh. Pherekydes mengatakan, “Ada lubang-lubang di tubuh yang menyebabkan jiwa bisa berpindah, karenanya wahai Pythagoras belajarlah memurnikan jiwa dengan hidup seimbang.
Pythagoras selanjutnya berguru kepada Thales atas rujukan dari guru pertamanya  Creophilus untuk belajar pada Thales sang bapak filsafat alam. Namun karena usia Thales yang sudah lanjut usia sekitar 63 tahun dan digantikan oleh Anaximander. Walaupun sehari-hari tidak bertugas mengajar, namun Thales bersedia memberikan pelajaran pada Pythagoras secara khusus, selain juga tetap mengikuti pelajaran yang diberikan Anaximander. “jadi kamu ini dari Samos untuk belajar matematika. Dengan senang hati aku akan mengajarimu, matematika memang menyangkut kebenaran hakiki, tak ada yang lepas dari matematika, setiap tarikan nafasmu, bahkan setiap detak jantungmu adalah irama matematika,” papar guru Thales.
Dan dari Anaximander Pythagoras belajar geometri dan kosmologi. “geometri selalu menghasilkan gedung-gedung megah karena geometri sendiri pun begitu megah” kata Anaximander. (seorang yang dikenal sebagai tokoh pertama yang menggambarkan peta dunia).      
Dari thales Pythagoras di anjurkan untuk belajar ke mesir namun ketika itu mesir mendapat serangan dari Persia dan Polykrates seoarang penguasa Samos, yang sebelumnya berhubungan baik dengan Mesir  mengirim 40 kapal perang untuk membantu serangan Persia terhadap Mesir. Selanjutnya Pythagoras berangkat dan mengembara kesuluruh dunia Greek. Akhirnya ia sampai di sebelah selatan penanjung Italia tempat orang Greek mencari tempat kediaman. Dan pada tahun 530 SM, ia menetap di Kroton.
Di kota tersebut ia mendirikan sebuah perkumpulan agama, yang disebut kaum Pythagorean yang akhirnya menjadi sebuah tarekat. Yang hidupnya menyisihkan diri dari kehidupan masyarakat dan selalu menlanjutkan amal ibadat. Banyak keterangan menyebutkan bahwa Pythagoras terpengaruh oleh aliran mistik yang saat itu berkembang di Yunani, yang bernama Orfisisme.[4]

C. Filsafat Manusia
            menurut kepercayaan Pythagoras manusia itu asalnya Tuhan. Jiwa itu adalah penjelmaan Tuhan yang jatuh kedunia karena berdosa. Dan ia akan kembali ke lingkungan tuhan semula, apabila sudah habis dicuci dosanya. Hidup murni adalah jalan untuk menghapus dosanya itu . Tapi prosesnya tidak tercapai sekaligus, melainkan dengan berangsunr-angsur. Sebab jiwa itu berulang-ulang turun ke tubuh makhluk terlebih dahulu. Dengan jalan begitu dari setingkat ke tingkat ia mencapai kemurnian. Untuk mencapai hidup orang harus mematangkan daging dan kacang. Menurut kepecayaan itu Pythagoras menjadi penganjur vegetarian memakan sayur-mayur dan buah-buahan saja.
            Hidup dunia ini menurut paham Pythagoras adalah persediaan buat akhirat. Sebab itu semula dari sini dikerjakan hidup untuk hari kemudian. [5] dan pythagoras percaya bahwa jiwa itu terbuat dari tiga bagian penting : alasan, emosi, dan kecerdasan.[6]
            Jiwa dalam aliran Pythagoras lebih di minati, pendapat mereka mengenai jiwa dapat dilihat dari dua sumber:
a.    menurut tradisi, jiwa di pandang sebagai bagian yang selamanya ada. Jiwa berada di badan, tetapi sama sekali sama sekali tidak mempunyai hubungan dengan badan. Adanya jiwa di dalam badan itu hanya untuk sementara waktu karena mendapat hukuman. Dan kewajiban manusia adalah untuk melepas jiwa dari badan.[7] Dan cara untuk melepas jiwa dari badan adalah dengan penyucian dengan menjauhkan diri dari kesukaan badan. Dan selama masa penyucian itu belum sempurna, maka jiwa akan mendapat hukuman dengan terus berpindah dari badan ke badan yang lain (inkarnasi).
Dikaiarchos mengutarakan bahwa Pythagoras mengajarkan “pertama, bahwa jiwa adalah sesuatu yang berdiri sendiri, yang tidak berjasad serta tidak dapat mati[8], namun jiwa itu berubah menjadi jenis-jenis makhluk hidup lain. Kemudian apa pun yang bereksistensi dilahirkan menurut perputaran siklus tertentu, sehingga tak ada sesuatu pun yang benar-banar baru, dan segala sesuatu yang dilahirkan dengan di sertai kehidupan di dalamnya harus dianggap berasal dar satu sumber.”[9]
b.Dengan mempergunakan prinsip keharmonisan dalam setiap barang yang ada, maka dia ajarkan bahwa jiwa tak lain dan tak bukan kecuali “harmoni”  dari badan. Dapatkah harmonia dari suatu gitar di pisahkan dari dawai-dawai yang tertentu? Tidak ! demikian juga jiwa manusia sama sekali tidak bisa di pisahkan dari badan[10].
          Keluhuran jiwa di akui meskipun pandangan dari lain sudut memberi kebimbangan. Namun kesatuan jiwa dan badan masih harus dicarai. Semuanya ini memperlihatkan bahwa pikiran pythagoras tentang manusia belum sempurna, mengandung pertentangan-pertengan.[11]
D. Filsafat Alam
            Pemikir filsuf alam lain adalah Phythagoras. Phytagoras adalah seorang filsuf yang percaya bahwa jagad raya ini diciptakan dengan bilangan-bilangan. Sekali lagi ini merupakan pemikiran yang bagi kita yang sudah terbiasa dalam pola pikir yang materialistis merupakan pemikiran membingungkan. Namun penjelasan Phytagoras ini adalah penjelasan yang menarik.Dia menganggap bahwa alam semesta diciptakan oleh bilangan. Dia menggambarkan sebagai penciptaan sebagaimana penciptaan musik dari sebuah alat musik. Sebuah musik atau sebuah lagu diciptakan dari kumpulan nada-nada. Diciptakan dari susunan-susunan itu sehingga alam semesta ini harmonis.[12]
            Seluruh kenyataan di dalam dunia disusun dari bilangan-bilangan dan mewujudkan suatu keselarasan yang harmonis, yang memperdamaikan segala hal-hal yang saling berlawanan. Menurut pythagoras ada asas yang saling berlawanan, yaitu: terbatas – tidak terbatas, ganjil – genap, satu – banyak, kanan – kiri, lelaki – perempuan, diam – gerakan, lurus – bengko, terang – gelap, baik –jahat, persegi – bulat panjang. Bilangan 10 baginya adalah suci. Jagat raya terdiri 10badan langit yang beredar mengelilngi api sentral, dengan kecepatan yang tinggi sehingga masing-masing mengeluakan suaranya, yang sesuai dengan suara satu nada. Akan tetapi oleh karena manusia telah biasa akan bunyi suara itu tidak didengarnya. Sepuluh badan itu adalah : kontra bumi, bulan, bulan, matahari, kelima planet: merkurius, venus, mars, yupiter, dan saturnus, dan akhirnya langit dengan bintang tetap.[13]
            Pythagoras menambahkan suatu unsur yang pengting dalam kefilsafahan mengenai alam, karena ia berusaha menjelaskan mengapa sampai terdapat perbedaan-perbedaan kualitatif di dunia ini. Karena ia benar-benar menguasai ilmu ukur, maka menueut pendapatnya, perbedaan-perbedaan kualitatif yang ada seseungguhnya merupakan akibat dari perbedaan dalam struktur geometri. Salah satu konsekuensi pandangan seperti ini ialah, orang tidak perlu berbicara mengenaii substansi-substansi terdalam untuk memberikan penjelasan mengenai perbedaan-perbedaan tadi. Melainkan cukup berbicara tentang bentuk ata struktur geometri.[14]
Pythagoras percaya bahwa seluruh fenomena alam dapat dijelaskan melalui istilah yang terdapat pada bilangan yang saling berkaitan. Dengan kata lain, bilangan ditempatkan sebagai penanda alam atau simbol. Bilangan enam misalnya, selain dianggap bilangan sempurna, juga dianggap memiliki nilai mistis. Pada bidang matematika, apa yang dimaksud dengan bilangan sempurna adalah bilangan yang apabila faktor-faktornya dijumlahkan hasilnya sama dengan bilangan itu sendiri. Misalnya bilangan 6, faktor-faktornya adalah 1,2 dan 3, dan apabila dijumlahkan (1+2+3) hasilnya akan sama dengan 6. Bilangan sempurna seperti angka enam tersebut selain memiliki nilai mistis, dipercaya sebagai simbol keseimbangan. Pandangan Phytagoras mengungkapkan bahwa harmoni terjadi berkat angka. Bila segala hal adalah angka, maka hal ini tidak saja berarti bahwa segalanya bisa dihitung, dinilai dan diukur dengan angka dalam hubungan yang proporsional dan teratur, melainkan berkat angka-angka itu segala sesuatu menjadi harmonis, seimbang. Dengan kata lain tata tertib terjadi melalui angka-angka.[15]

E. Filsafat matematika
            selain dari ahali mistik Pythagoras juga seorang yang ahali pikir. Terutama dalam dalam ilmu Matematika dan ilmu berhitung tersohor.banyak pengertian-pengertian yang mendalam berasal dari dia. Dialah yang penggagas pertama teori dari hal angka-angka yang menjadi dasar menghitung.
            Falsafah pemikirannya banyak di ilhami oleh rahasia angka-angka dan ia beranggapan bahwa hakikat dari segala sesuatu adalah angka. Karena benda dengan benda yang lain di batasi oleh angka, dan kita menentukan segala sesuatu dengan batas, bentuk, dan angka dalam pengertian sesuatu yang sama. Dunia angka adalah dunia kepastian, dan dunia yang erat hubungannya dengan dunia bentuk. Ilmu angka dan ilmu bentuk adalah satu-satunya ilmu pasti (Pure Mathematics).[16]
            Dalam ilmu kalam dan Teologi zaman pertengahan pikiran secara  Pythagoras sangat berpengaruh sehingga pembuktian terhadap Tuhanpun didasarkan kepada logika dan ilmu pasti. Cara berpikir demikian itu berdasarkan ilmu ukur atau ilmu pasti yang tidak mungkin kebenaranya dalam kehidupan nyata. Kata-kata Pythagoras, bahwa : “all things are number”,  tampak seolah-olah nonsense dan omong kosong belaka, akan tetapi justru ajaran itulah yang menjadi segala pokok ilmu hakikat, ilmu pasti, teology, dan tasawuf.
            Dari pemaparan diatas dapat dilihat kecakapan Pythagoras dalam ilmu matematika yang mempengaruhi pemikiran filsafatnya. Sehingga segala keadaan ia lihat dari angka-angka. Angka adalah asal dari segalanya dan macam perhubungan  dapat dilihat dari angka.
            Dengan mengerti angka menurut Pythagoras kita dapat mengerti kenyataan. Jadi bilangan itu menjadi prinsip pengertian. Dalam pandangan Pythagoras, pengertian itu adalah suatu bagian yang tidak terpisahkan dari penyucian jiwa. Dengan demikian, pikiran dan perbuatan, tidak di pisah-pisahkan.[17] 
            Pengetahuan matematika tampil dengan sifatnya yang pasti, eksak, dan bisa di terapkan pada dunia nyata, selain itu pengetahuan tadi di peroleh lewat pemikiran murni, tanpa melakukan observasi. Akibatnya, matematika dianggap mewakali ideal, yang karena itu pengetahuan empiris sehari-hari dinilai rendah. Berdasarkan matematika, muncul anggapan bahwa pikiran lebih utama daripada indera, dan intuisi (ilham) lebih unggul daripada obsevasi. Sehingga jika dunia indrawi tidak sesuai dengan matematika maka yang di persalahkan adalah indrawi.[18] Dan Pythagoras mengatakan bahwa matematika adalah sumber utama kepercayaan terhadap kebenaran yang eksak dan abadi, maupun terhadap dunia penalaran yang adi-indrawi. Bagi Pythagoras, kenyataan adalah adanya kesatuan-kesatuan (titik-titik), yang satu dengan lainya mempunyai sifat-sifat yang sama, yang dapat dikumpulkan menjadi bermacam-macam bentuk.[19]
Namun kalau menurut aristoteles, bilangan merupakan juga “dhat” dari segala sesuatu. Artinya, bilangan-bilangan bukanlah merupakan perbandingan-perbandingan yang abstrak, tetapi terkumpulnya kesatuan-kesatuan yang nyata.[20]

F. Kesimpulan
Pythagoras dan murid-muridnya percaya bahwa segala sesuatu di dunia ini berhubungan denganmatematika, dan merasa bahwa segalanya dapat diprediksikan dan diukur dalam siklus beritme. Ia percaya keindahan matematika disebabkan segala fenomena alam dapat dinyatakan dalam bilangan-bilangan atau perbandingan bilangan.
Dan mereka yakin bahwa jiwa itu akan selalu berpindah atau inkarnasi selama jiwa kita belum selesai masa penyucian. Namun yang paling dikenal dari sosok pitagoras beserta muridnya adalah dari penemuan dalil atau teorema pythagoras. Yang digunakan dari sejak dulu hingga zaman modern ini.  Untuk itu pyhagoras menganjurkan pola hidup vegetarian dalam masa penyucian jiwa.

















DAFTAR PUSTAKA

A. Epping O.F.M.dkk. ` Filsafat Ensie. Bandung: Jemmars Bandung, 1993
A. Sudiarja, dkk. Karya Lengkap Driyarkara (Esai-Esai Pemikir Yang Terlibat Penuh Dalam Perjuangan Bangsanya).  Jakarta: PT gramedia pustaka indah, 2006
Hadiwijono , Harun. Sari Sejarah Filsafat Barat 1. Yogyakarta: Kanisius, 2001
Karaminendes, Dimitra. Pythagoras: Pioneering Mathematician And Musical Theorist Of Ancient Greece. New York: The rossen publishing group, 2006
Kattsoff, Loui O. Pengantar Filsafat . Penerjemah Soejino Soemargono.. Yogyakarta: Tiara Wacana Yogya, 2004
Russell, Bertrand. Sejarah filsafat barat, (kaitannya dengan kondisi sosio-politik zaman kuno hingga sekarang). Penerjemah: Sigit Jatmiko, dkk. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. 2007. Cet, III. 
 Syadal, Ahmad i,  dan  Mudzakir. Filsafat Umum. Bandung: Pustaks Setia 2004



1. Bertrand Russell. Sejarah filsafat barat, (kaitannya dengan kondisi sosio-politik zaman kuno hingga sekarang). Penerjemah: Sigit Jatmiko, dkk.(yogyakarta: Pustaka Pelajar. 2007). Cet, III. 

                2.
3. Drs. H, Ahmad Syadali, M.A. dan Drs. Mudzakir. Filsafat Umum. (Bandung: Pustaks Setia 2004). h. 47
[4] Ibid, h. 48
5. loc. cit
[6]. Dimitra karaminendes. Pythagoras: Pioneering mathematician and musical theorist of ancient greece. ( New York: The rossen publishing group, 2006). h. 55
[7] . Dr. A. Sudiarja, S. J. dkk. Karya Lengkap Driyarkara (Esai-Esai Pemikir Yang Terlibat Penuh Dalam Perjuangan Bangsanya). ( Jakarta: PT gramedia pustaka indah, 2006). h. 1093
[8]. Dr. harun Hadiwijono. Sari Sejarah Filsafat Barat 1. ( yogyakarta: Kanisius, 2001). Cet. 18. h. 19
[9]. Bertrand Russell. Op.cit. h. 43
[10]. Dr. A. Sudiarja, S. J. dkk. Op. cit. h. 1093
[11]. Loc. cit. h. 1094
[13]. Dr. harun Hadiwijono. Op. cit. h.20
[14].  Loui O. Kattsoff. Penerjemah Soejino Soemargono. Pengantar filsafat. (yogyakarta: Tiara Wacana Yogya, 2004). Cet. IX. h. 257
[16] Drs. H, Ahmad Syadali, M.A. dan Drs. Mudzakir. Op. cit. h.  50
[17]. Dr. A. Sudiarja, S. J. dkk. Op. Cit . h.1092
[18]. Bertrand Russell. Op.cit. h. 45
[19]. Dr. A. Epping O.F.M.dkk. ` Filsafat Ensie. (bandung: Jemmars Bandung, 1993). H. 78
[20]. Ibid. h. 78