Jumat, 07 Juni 2013

Pythagoras dan aliran-aliranya


Pythagoras seorang ahli pikir dari yunani tepatnya di kepulauan samos atau disebut dengan sang maha guru filsafat angka. Untuk mempelajari alam pikiran orang miletos kepulauan Samos (pythagoras) seolah-olah kita harus meninggalkan yang namanya dunia kebendaan (material World) ke dunia khayal dan cipta (the world mind).[1]
Saat mendengar nama pythagoras pasti sering dikaitan dengan teori segitiga pytagoras atau teorema pythagoras. Karena dalil yang ditemukan oleh pythagoras sehingga nama pythagoras sangat familiar bagi pendengar. Padahal teori yang ia temukan itu hanya dari salah satu dari teori-teori yang disusun pythagoras beserta pengikutnya. 

            Pythagoras lahir pada tahun 580 SM di pulau Samos. Berayah seorang pedagang dari kota  Tirus, Phoenicia, sekarang bernama kota Sur, masuk wilayah Libanon, yang bernama Mnesarchus dan ibu asli samos yang bernama Pythais. Kelahiran pythagoras yang kelak ia akan menjadi orang yang tersohor sepanjang zaman jauh hari telah di nujumkan oleh seorang pendeta Yunani di kuil apollo, kota delhi, ternyata menjadi sebuah kenyataan yang tidak dipungkiri kebenarannya.
Oleh ayahnya pythagoras diserahkan kepada Creophilus untuk diberikan pendidikan secara khusus. Guru creophilus mengakui bahwa Pythagoras mempunyai pesona dari sorga dan memiliki kecerdasan yang luar biasa. Sebagaiman putra-putri yunani terdidik, pythagoras pun mempelajari karya-karya sastra, puisi, dan bermain musi. Setelah lulus pendidikan dari Creophilus, ia melanjutkan studynya kepada Pherekydes, dari guru keduanya ini pythagoras mendapatkan banyk bekal mengenai filsafat, mistik, dan mitologi. Dari pherekydes pula ia mendapatkan pelajaran tentang hubungan jiwa dan tubuh. Pherekydes mengatakan, “Ada lubang-lubang di tubuh yang menyebabkan jiwa bisa berpindah, karenanya wahai pythagoras belajarlah memurnikan jiwa dengan hidup seimbang.
Pythagoras selanjutnya berguru kepada thales atas rujukan dari guru pertamanya  Creophilus untuk belajar pada thales sang bapak filsafat alam. Namun karena usia thales yang sudah lanjut usia sekitar 63 tahun dan digantikan oleh anaximander. Walaupun sehari-hari tidak bertugas mengajar, namun Thales bersedia memberikan pelajaran pada pythagoras secara khusus, selain juga tetap mengikuti pelajaran yang diberikan anaximander. “jadi kamu ini dari samos untuk belajar matematika. Dengan senang hati aku akan mengajarimu, matematika memeng menyangkut kebenaran hakiki, tak ada yang lepas dari matematika, setiap tarikan nafasmu, bahkan setiap detak jantungmu adalah irama matematika,” papar guru thales
Dan dari anaximander pythagoras belajar geometri dan kosmologi. “geometri selalu menghasilkan gedung-gedung megah karena geometri sendiri pun begitu megah” kata anaximander. (seorang yang dikenal sebagai tokoh pertama yang menggambarkan peta dunia).    
Dari thales pythagoras di anjurkan untuk belajar ke mesir namun ketika itu mesir mendapat serangan dari persia dan polykrates yang sebelumnya berhubungan baik dengan mesir  mengirim 40 kapal perang untuk membantu serngan persia terhadap mesir. Selanjutnya pythagoras berangkat dan mengembara kesuluruh dunia Greek. Akhirnya ia sampai di sebelah selatan penanjung italia tempat orang Greek mencari tempat kediaman. Dan pada tahun 530 SM, ia menetap di Kroton.
Di kota tersebut ia mendirikan sebuah perkumpulan agama, yang disebut kaum pythagorean yang akhirnya menjadi sebuah tarekat. Yang hidupnya menyisihkan diri dari kehidupan masyarakat dan selalu menlanjutkan amal ibadat. Banyak keterangan menyebutkan bahwa pythagoras terpengaruh oleh aliran mistik yang saat itu berkembang di Yunani, yang bernama Orfisisme.[2]
b. manusia
            menurut kepercayaan pythagoras manusia itu asalnya tuhan. Jiwa itu adalah penjelmaan tuhan yang jatuh kedunia karena berdosa. Dan ia akan kembali ke lingkungan tuhan semula, apabila sudah habis dicuci dosanya. Hidup murni adalah jalan untuk menghapus dosanya itu . Tapi prosesnya tidak tercapai sekaligus, melainkan dengan berangsunr-angsur. Sebab jiwa itu berulang0ulang turun ke tubuh makhluk dahulu. Dengan jalan begitu dari setingkat ke tingkat ia mencapai kemurnian. Untuk mencapai hidup orang harus mematangkan daging dan kacang. Menurut kepecayaan itu pythagoras menjadi penganjur vegetarian memakan sayur-mayur dan buah-buahan saja.
            Hidup dunia ini menurut paham pythagoras adalah persediaan buat akhirat. Sebab itu semula dari sini dikerjakan hidup untuk hari kemudian. [3]
            Jiwa dalam aliran pythagoras lebih di minati, pendapat mereka mengenai jiwa dapat dilihat dari dua sumber:
a.    menurut tradisi, jiwa di pandang sebagai bagian yang selamanya ada. Jiwa berada di badan, tetapi sama sekali sama sekali tidak mempunyai hubungan dengan badan. Adanya jiwa di dalam badan itu hanya untuk sementara waktu karena mendapat hukuman. Dan kewajiban manusia adalah untuk melepas jiwa dari badan.[4] Dan cara untuk melepas jiwa dari badan adalah dengan penyucian dengan menjauhkan diri dari kesukaan badan. Dan selama masa penyucian itu belum sempurna, maka jiwa akan mendapat hukuman dengan terus berpindah dari badan ke badan yang lain (inkarnasi).
Dikaiarchos mengutarakan bahwa Pythagoras mengajarkan “pertama, bahwa jiwa tidak mati, namun jiwa itu berubah menjadi jenis-jenis makhluk hidup lain. Kemudian apa pun yang bereksistensi dilahirkan menurut peprputaran siklus tertentu, sehingga tak ada sesuatu pun yang benar-banar baru, dan segala sesuatu yang dilahirkan dengan di sertai kehidupan di dalamnya harus dianggap berasal dar satu sumber.”[5]
            b. dengan mempergunakan prinsip keharmonisan dalam setiap barang yang ada, maka dia ajarkan bahwa jiwa tak lain dan tak bukan kecuali “harmoni”  dari badan.
c. filsafat matematika
            selain dari ahali mistik pythagoras juga seorang yang ahali pikir. Terutama dalam dalam ilmu matematika dan ilmu berhitung tersohor.banyak pengertian-pengertian yang mendalam berasal dari dia. Dialah yang penggagas pertama teori dari hal angka-angka yang menjadi dasar menghitung.
            Falsafah pemikirannya banyak di ilhami oleh rahasia angka-angka dan ia beranggapan bahwa hakikat dari segala sesuatu adalah angka. Karena benda dengan benda yang lain di batasi oleh angka, dan kita menentukan segala sesuatu dengan batas, bentuk, dan angka dalam pengertian sesuatu yang sama. Dunia angka adalah dunia kepastian, dan dunia yang erat hubungannya dengan dunia bentuk. Ilmu angka dan ilmu bentuk adalah satu-satunya ilmu pasti (pure mathematics).[6]
            Dalam ilmu kalam dan teologi zaman pertengahan pikiran secara pythagoras sangat berpengaruh sehingga pembuktian terhadap Tuhanpun didasarkan kepada logikadan ilmu pasti. Cara berpikir demikian itu berdasarkan ilmu ukur atau ilmu pastiyang tidak mungkin kebenaranya dalam kehidupan nyata. Kata-kata pythagoras, bahwa : “all things are number”,  tampak seolah-olah nonsense dan omong kosong belaka, akan tetapi justru ajaran itulah yang menjadi segala pokok ilmu hakikat, ilmu pasti, teology, dan tasawuf.
            Dari pemaparan diatas dapat dilihat kecakapan pythagoras dalam ilmu matematika yang mempengaruhi pemikiran filsafatnya. Sehingga segala keadaan ia lihat dari angka-angka. Angka adalah asal dari segalanya dan macam perhubungan  dapat dilihat dari angka.
            Dengan mengerti angka menurut pythagoras kita dapat mengerti kenyataan. Jadi bilangan itu menjadi prinsip pengertian. Dalam pandangan pythagoras, pengertian itu adalah suatu bagian yang tidak terpisahkan dari penyucian jiwa. Dengan demikian, pikiran dan perbuatan, tidak di pisah-pisahkan.[7] 
            Pengetahuan matematika tampil dengan sifatnya yang pasti, eksak, dan bisa di terapkan pada dunia nyata, selain itu pengetahuan tadi di peroleh lewat pemikiran murni, tanpa melakukan observasi. Akibatnya, matematika dianggap mewakali ideal, yang karena itu pengetahuan empiris sehari-hari dinilai rendah. Berdasarkan matematika, muncul anggapan bahwa pikiran lebih utama daripada indera, dan intuisi (ilham) lebih unggul daripada obsevasi.


[1] Drs. H, Ahmad Syadali, M.A. dan Drs. Mudzakir. Filsafat Umum. (Bandung: agustus) 2004. H. 47
[2] Ibid, h. 48
[3] Ibid. 48
[4] . Dr. A. Sudiarja, S. J. dkk. Karya lengkap driyarkara (esai-esai pemikir yang terlibat penuh dalam perjuangan bangsanya. ( jakarta: PT gramedia pustaka indah, 2006. H. 1093
[5]
[6] Ibid. 50
[7] Drikartyah. 1092

0 komentar:

Posting Komentar